aˆ?Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.aˆ? (QS. Adz Dzariyat: 56)

aˆ?Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.aˆ? (QS. Adz Dzariyat: 56)

KalA?m dalam bahasa Arab atau kalimat dalam bahasa Indonesia adalah suatu untaian kata-kata yang memiliki pengertian yang lengkap. Dalam konteks ilmu balA?ghah kalA?m terdiri dari dua jenis, yaitu kalA?m khabar dan insyA?i .

Khabar ialah pembicaraan yang mengandung kemungkinan benar atau bohong www.datingranking.net/cs/bookofmatches-recenze/ semata-mata dilihat dari pembicaraannya itu sendiri. Jika seseorang mengucapkan suatu kalimat (kalA?m ) yang mempunyai pengertian yang sempurna, setelah itu kita bisa menilai bahwa kalimat tersebut benar atau salah maka kita bisa menetapkan bahwa kalimat tersebut merupakan kalA?m khabar . Dikatakan benar jika maknanya sesuai dengan realita, dan dikatakan dusta (kadzb) jika maknanya bertentangan dengan realita. Contoh,

Ucapan mahasiswa di atas bisa dikategorikan kalA?m khabari . Jika ternyata ustadz Ahmad keesokan harinya tidak datang dalam perkuliahan, maka ucapan mahasiswa tersebut benar.

1). Jumlah fi’liyah biasanya digunakan untuk meletakkan suatu pekerjaan di dalam zaman tertentu tapi secara ringkas (tidak butuh lafadz bema’na zaman lagi). Contoh ketika kita akan memberitahukan khabar kedatangannya zaid dalam zaman tertentu (misal zaman yang sudah lewat), maka diucapkan i?Yi?Zi?ˆ i??i»?i?? . dan ketika hendak memberitahukan keberadaan zaid yang sebentar lagi akan datang, maka diucapkan i»?i? i»?i?ˆ i??i»?i??

2). Sedangkan jumlah ismiyah penggunaannya adalah hanya sekedar ingin menetapkan musnad pada musnad ilaih saja, tidak memandang kapan pekerjaan tersebut terjadi. Contoh ketika kita hanya sekedar memberi tahu mengenai berdirinya zaid saja, tidak bermaksud kapan toh berdirinya, maka diucapkan i??i»?i?? i»—i?Zi?‹i»? .

Setiap ungkapan yang dituturkan oleh seseorang pasti mempunyai tujuan tertentu. Suatu kalA?m khabari biasanya mempunyai dua tujuan, yaitu fA?idah alkhabar dan lA?zim al-faidah.

1) FA?idah al-khabar adalah suatu kalA?m khabari yang diucapkan kepada orang yang belum tahu sama sekali isi perkataan itu. Contoh,

Pada kalimat di atas mutakallim ingin memberi tahu kepada mukhA?thab bahwa Ubil sedikit pun harta dari baitul mal. Mutakallim berpraduga bahwa mukhA?thab tidak mengetahui hukum yang ada pada kalimat tersebut.

2) LA?zim al-fA?idah adalah suatu kalA?m khabari yang diucapkan kepada orang yang sudah mengetahui isi dari pembicaraan tersebut, dengan tujuan agar orang itu tidak mengira bahwa si pembicara tidak tahu.

Selain kedua tujuan utama dari kalA?m kahabar terdapat tujuan-tujuan lainnya yang merupakan pengembangan dari tujuan semula. Tujuan-tujuan tersebut adalah sbb:

1) IstirhA?m (minta dikasihi) Dari segi bentuknya kalA?m ini berbentuk khabar (berita), akan tetapi dari segi tujuannya mutakallim ingin dikasihi oleh mukhA?thab . Contoh kalA?m khabari dengan tujuan istirhA?m adalah do’a nabi Musa yang dikutip Alquran,

Dari segi bentuk dan isinya kalA?m ini bersifat khabari (pemberitahuan), akan tetapi maksud mutakallim mengucapkan ungkapan tersebut agar mukhA?thab bekerja keras. Contoh kalA?m khabari untuk tujuan ini adalah surah Thahir container Husain kepada Abbas container Musa al-Hadi yang terlambat membayar upeti,

KalA?m Khabari adalah kalimat yang diungkapkan untuk memberitahu sesuatu atau beberapa hal kepada mukhA?thab. Untuk efektifitas penyampaikan suatu pesan perlu dipertimbangkan kondisi mukhA?thab.

Sedangkan jika ternyata keesokan harinya ustadz Ahmad internet dating pada perkuliahan, maka kalimat tersebut tidak benar atau dusta

MukhA?thab khA?lidzdzihni adalah keadaan mukhA?thab yang belum tahu sedikit pun tentang informasi yang disampaikan. MukhA?thab diperkirakan akan menerima dan tidak ragu-ragu tentang informasi yang akan disampaikan. Oleh karena itu tidak diperlukan taukA®d dalam pengungkapannya. Bentuk kalA?m khabari pada product pertama ini dinamakan kalA?m khabari ibtidA?A® . Contoh, i??i»Yi??i»?i?Zi?­i?“ i??i?Zi»—i»„i?” i»“i»? i??i»Yi»®i??i?©i»±

Jika mukhA?thab diperkirakan ragu-ragu dengan informasi yang akan kita sampaikan maka perlu diperkuat dengan taukA®d. Keraguan mukhA?thab bisa disebabkan dia mempunyai informasi lain yang berbeda dengan informasi yang kita sampaikan, atau karena keadaan mutakallim yang kurang meyakinkan.

Setelah mahasiswa tersebut mengucapkan kalimat itu kita bisa melihat apakah ucapannya benar atau salah

Untuk menghadapi mukhA?thab jenis ini diperlukan adat taukA®d seperti aˆ?- i?‡i»?U‘UZ aˆ“ i??i»? i»—i?? aˆ“ i»? ‘. Bentuk kalA?m ini dinamakan kalA?m khabari thalabi i»?i» i?’i»? . i?§i?’i?® Contoh, i?‡i»? i??i»Yi??i»?i?Zi?­i?“ i??i?Zi»—i»„i?” .

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *